Anggota Komisi V DPR RI, Danang Wicaksana Sulistya, meminta pemerintah memperjelas narasi terkait program 3 juta rumah dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029. Ia menilai penyampaian informasi saat ini masih kurang utuh dan berpotensi menimbulkan kesalahpahaman di masyarakat.

“Roadmap 3 juta rumah, baik dari APBN maupun non-APBN, perlu disampaikan dengan bahasa sederhana. Jangan sampai masyarakat mengira ini berarti 3 juta rumah baru atau bahkan gratis,” ujar Danang dalam rapat kerja bersama Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Senin (19/5/2025).

Politisi Fraksi Gerindra ini menekankan pentingnya narasi publik yang menjelaskan komponen program, seperti pembangunan rumah baru, renovasi, kontribusi pihak ketiga, serta kemudahan perizinan.

“Banyak konstituen kami bertanya: Ini kapan dibangun? Yang mana 3 juta rumah itu? Maka narasi ini harus segera dibuat, meski tidak harus sedetail roadmap, yang penting mudah dipahami,” katanya.

Ia mengingatkan agar pemerintah tidak hanya menyampaikan angka secara umum tanpa menjelaskan isi program secara rinci. Menurutnya, narasi yang tidak lengkap bisa memunculkan persepsi keliru dan menjadi bumerang politik.

“Kalau terus dibangun narasi 3 juta rumah tanpa penjelasan bahwa itu mencakup renovasi, pembangunan, dan kemudahan perizinan, masyarakat bisa kecewa. Ini bisa berdampak pada Presiden jika harapan publik tak terpenuhi,” tegas Danang.

Program 3 juta rumah merupakan salah satu dari 17 program prioritas nasional dan 77 Proyek Strategis Nasional (PSN) dalam RPJMN 2025–2029, yang dilaksanakan secara kolaboratif melalui dukungan APBN, swasta, dan penyederhanaan perizinan.

Facebook
Twitter
WhatsApp
X
Telegram
Facebook
Twitter
WhatsApp