Anggota Komisi VII DPR RI, Bambang Haryo Soekartono, menegaskan bahwa angkutan logistik memainkan peran penting dalam mendukung industri dan perdagangan serta berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menurutnya, hal ini sejalan dengan target Presiden Prabowo Subianto untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi menjadi 8 persen.

Bambang mengungkapkan bahwa pemerintah telah mengeluarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) terkait pengaturan lalu lintas selama arus mudik dan balik Lebaran 2025. Namun, Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (APTRINDO) telah mengajukan protes terkait pembatasan operasional angkutan logistik selama periode tersebut dan meminta pengurangan waktu pembatasan. APTRINDO mengancam akan menghentikan operasional angkutan barang mulai 20 Maret 2025 jika tuntutan mereka tidak dipenuhi.

“Jika ini terjadi, dampaknya akan sangat besar bagi ekonomi, terutama sektor industri yang tidak dapat mendistribusikan hasil produksinya, menyebabkan penumpukan barang,” kata Bambang, Sabtu (14/3/2025).

Ia juga mengingatkan bahwa pembatasan operasional yang berlangsung dari 24 Maret hingga 8 April 2025 akan berdampak pada biaya Demurrage dan Dwelling Time di pelabuhan, yang bertentangan dengan upaya Presiden untuk menurunkan Dwelling Time. Biaya keterlambatan pengiriman ini akan memberatkan industri.

Lebih lanjut, Bambang menyebutkan bahwa pembatasan ini bisa memperburuk indeks logistik Indonesia, yang saat ini masih rendah di Asia Tenggara, dan menurunkan kepercayaan dunia internasional terhadap Indonesia.

Bambang menegaskan bahwa sektor logistik darat, yang mencakup hampir 90% pergerakan logistik Indonesia, sangat penting untuk kelancaran ekonomi. Oleh karena itu, ia berharap kebijakan terkait pembatasan angkutan barang dapat diperpendek dan melibatkan berbagai pihak, termasuk asosiasi transportasi dan konsumen, dalam proses pengambilan keputusan.

“Keputusan pemerintah yang melibatkan sektor logistik ini bukan hanya untuk kepentingan pelaku usaha, tapi untuk kepentingan nasional. Kami berharap pemegang kebijakan bisa lebih responsif terhadap kebutuhan ini,” pungkas Bambang.

Facebook
Twitter
WhatsApp
X
Telegram
Facebook
Twitter
WhatsApp