Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, menyoroti pentingnya digitalisasi dalam sektor kepariwisataan. Dalam Rapat Kerja Komisi VII dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (20/11/2024), Rahayu menekankan perlunya inovasi teknologi untuk mempermudah akses dan pengelolaan data pariwisata di Indonesia.
“Digitalisasi sangat penting. Ketika saya mengunjungi Tiongkok, untuk masuk ke Forbidden City hanya perlu menggunakan paspor. Prosesnya cepat dan efisien. Di Indonesia, kita juga bisa memanfaatkan KTP untuk keperluan serupa. Dengan digitalisasi, kita bisa memiliki data yang lebih akurat dan mengetahui destinasi wisata mana saja yang telah dikunjungi wisatawan,” ujar Sara.
Ia menambahkan, pemanfaatan teknologi digital tidak hanya mempermudah wisatawan, tetapi juga mendukung pengelolaan data pariwisata secara efisien. Hal ini, menurutnya, dapat memberikan kontribusi besar dalam penyusunan kebijakan berbasis data yang lebih tepat sasaran.
Selain itu, Sara juga menyoroti pentingnya peran Kementerian Pariwisata dalam mendorong kebijakan yang dapat meningkatkan kegiatan pariwisata di Indonesia.
“Di negara lain, ada Tourism Board. Kemenpar seharusnya lebih aktif melakukan promosi dan memberikan edukasi kepada wisatawan mancanegara maupun domestik tentang luasnya potensi wisata Indonesia. Hal ini juga menjadi tantangan dalam menekan harga transportasi dan mendorong aksesibilitas ke daerah-daerah wisata,” katanya.
Sara juga menyampaikan harapannya terkait peningkatan kualitas pendidikan di bidang pelayanan wisata atau hospitality di Indonesia. Ia optimis bahwa keramahan masyarakat Indonesia bisa menjadi keunggulan kompetitif di tingkat internasional.
“Hospitality kita sebenarnya salah satu yang terbaik di dunia, bahkan seharusnya bisa mengalahkan Swiss. Tapi justru sekolah hospitality mereka yang terkenal di dunia. Bu Menteri, saya yakin kita bisa mengembangkan Poltekpar jurusan hospitality menjadi peringkat 5 terbaik dunia, dan ini bisa jadi kebanggaan bangsa yang harus kita kembangkan,” tutup Sara.