Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Tengah, Abdul Wachid mengkritik langkah Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang yang tidak mengizinkan warga yang hendak membagikan makan takjil buka puasa dipinggir jalan raya.
Menurut Wachid, hal tersebut mencerminkan ketidakpahaman Pemkot Semarang soal kebiasaan masyarakat yang ingin berbagi kala tiba bulan suci Ramadan.
“Bikin aturan yang tidak tahu kondisi dan situasinya. Yang jelas tidak mungkin saat di bulan puasa yang waktunya sangat terbatas, masyarakat di suruh bagi satu persatu di rumah,” kata Wachid, Sabtu (25/03/23).
“Dan juga para pemberi takjil di minta bikin di satu tempat atau ruangan, yang jelas tidak mungkin karena penerima takjil itu tidak hanya warga setempat, justru banyak para sopir, buruh yang sedang lewat dan para Sabilillah. Inilah yang tidak mungkin dilakukan di dalam ruangan,” pungkasnya.
Seharusnya, pimpinan daerah harus paham apa yang dikehendaki rakyatnya, bukan sebaliknya. Pejabat melihat kondisi masyarakat. kata Anggota Komisi VIII DPR RI Fraksi Gerindra ini.
“Di bulan suci ini sekali-kali Penjabat turun melayani masyarakat, jangan hanya duduk manis, rakyat di suruh datang dan melayani penjabat. Yang benar itu bisa jadi penjabat dari Rakyat, ya harus melayani rakyat,” tegasnya.
Sebelumnya, wali kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menegaskan, pelarangan pembagian takjil di bulan Ramadan hanya berlaku untuk pembagian takjil di pinggir jalan raya maupun di tempat-tempat yang dilarang oleh Pemerintah Kota Semarang.