Anggota Komisi XI DPR RI, Wihadi Wiyanto, mendorong Kementerian Keuangan, khususnya Direktorat Jenderal Pajak (DJP), untuk melakukan terobosan dalam sistem penerimaan negara guna menekan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025. Menurutnya, perbaikan sistem dan kinerja DJP menjadi kunci menjaga keberlanjutan fiskal nasional.
“Dirjen Pajak yang sudah cukup lama menjabat, seharusnya bisa menghadirkan terobosan nyata dalam sistem penerimaan dan kinerja DJP. Dengan begitu, kita harap defisit APBN tidak semakin melebar dan program-program pemerintahan tetap berjalan optimal,” ujar Wihadi dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi XI DPR RI bersama DJP di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (7/5/2025).
Politisi Fraksi Partai Gerindra itu menekankan pentingnya optimalisasi sistem coretax sebagai upaya menjangkau lebih banyak wajib pajak dan meningkatkan rasio pajak nasional. Ia menyebut pendekatan konvensional yang selama ini dijalankan perlu ditinggalkan.
“Dengan sistem yang lama, tidak ada lompatan besar. Maka, kita harapkan sistem coretax bisa jadi terobosan untuk meningkatkan penerimaan pajak,” tegas Wihadi.
Sebagai Wakil Ketua Badan Anggaran DPR, Wihadi juga mengingatkan bahwa potensi penerimaan dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) semakin terbatas, terutama sejak dividen BUMN tidak lagi digunakan untuk mendukung APBN 2025.
“Jangan sampai program-program pemerintah terganggu karena target penerimaan pajak tidak tercapai. Masalah coretax ini harus menjadi perhatian bersama,” katanya.
Sebagai informasi, pemerintah dan DPR telah menyepakati pagu belanja negara dalam APBN 2025 sebesar Rp3.613,1 triliun, dengan defisit mencapai Rp616,12 triliun. Untuk menutupi defisit tersebut, total penerimaan negara ditargetkan sebesar Rp2.900–3.000 triliun. Dari jumlah itu, DJP dibebani target penerimaan pajak sebesar Rp2.189 triliun, naik 13,5 persen dibandingkan dengan realisasi 2024.
Namun hingga 31 Maret 2025, realisasi penerimaan pajak baru mencapai Rp322,6 triliun atau sekitar 14,7 persen dari target tahun ini.