Sebanyak 1.000 unit rumah tidak layak huni (RTLH) di Kabupaten Sleman akan menerima bantuan rehabilitasi dan pembangunan fasilitas mandi, cuci, kakus (MCK) pada tahun ini. Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua Komisi C DPRD Sleman, Shodiqul Qiyar, dalam kegiatan Pembinaan Kamling di Padukuhan Kliwonan, Kalurahan Sidorejo, Kapanewon Godean, Jumat (18/4/2025).
Qiyar menjelaskan bahwa program ini merupakan bagian dari fokus kerja Pemerintah Kabupaten Sleman dan DPRD melalui alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2025.
“Ini program pemerintah daerah, dari bupati dan juga aspirasi anggota dewan. Saat ini, masih banyak warga Kabupaten Sleman yang membutuhkan bantuan,” ujar Qiyar.
Ia mengungkapkan bahwa berdasarkan verifikasi bersama antara DPRD dan Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPKP), terdapat sekitar 13.000 rumah yang masuk kategori tidak layak huni. Namun, pada tahun ini baru 1.000 rumah yang dapat dianggarkan untuk diperbaiki.
“Kita akan terus menggenjot dan memaksimalkan penggunaan APBD agar program RTLH bisa segera tuntas,” imbuhnya.
Qiyar menjelaskan bahwa besaran bantuan yang diberikan bervariasi, tergantung pada tingkat kerusakan rumah. Bantuan rehabilitasi berkisar antara Rp10 juta hingga Rp25 juta, disesuaikan dengan jenis rehab: ringan, sedang, atau berat.
Sementara itu, untuk pembangunan MCK berukuran 2×2 meter, akan dilengkapi dengan kloset, dinding yang diplester, dan dicat.
Masyarakat yang ingin mengajukan bantuan ini dapat melakukannya melalui anggota DPRD atau pemerintah kalurahan setempat dengan menyertakan foto pendukung kondisi rumah. Adapun kriteria penerima bantuan adalah warga dengan daya listrik di bawah 2.200 watt dan terdaftar dalam Kartu Rentan Miskin (KRM) atau Kartu Miskin (KM).
Qiyar optimistis, program ini dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat, baik dari segi kesehatan maupun kesejahteraan.
“Perbaikan tempat tinggal ini sejalan dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Ini penting agar Sleman bisa mencetak SDM yang kompetitif, tidak hanya di tingkat nasional, tapi juga di kancah global,” tutupnya.