Kasus kekerasan seksual terhadap anak di Sulawesi Selatan kembali menjadi sorotan serius. Anggota Komisi E DPRD Sulsel Fraksi Partai Gerindra, Vonny Ameliani Suardi, menyatakan keprihatinannya atas tingginya angka kasus kekerasan seksual yang terjadi di lingkungan anak.
“Kami sangat prihatin karena data menunjukkan bahwa kekerasan seksual terhadap anak terus meningkat,” ungkap Vonny dalam rapat Komisi E bersama Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3A-Dalduk KB) Sulsel, Jumat (18/4/2025).
Vonny menyebutkan, rata-rata terdapat lima laporan visum per hari terkait kekerasan seksual terhadap anak di Sulsel. Ironisnya, sebagian besar pelaku justru berasal dari lingkungan terdekat korban, seperti keluarga dan tetangga.
“Ini sangat darurat bagi Sulsel. Dibutuhkan kolaborasi lintas sektor untuk mencegah dan menangani kasus-kasus ini secara komprehensif,” tegasnya.
Ketua Tunas Indonesia Raya (TIDAR) Sulsel itu juga menyoroti minimnya anggaran pemerintah dalam upaya penanganan kasus kekerasan seksual. Ia mempertanyakan pengurangan alokasi dana untuk DP3A-Dalduk KB di tengah meningkatnya jumlah kasus.
“Anggaran sangat dibutuhkan, khususnya untuk edukasi pencegahan. Anak-anak harus dibekali pemahaman sejak dini tentang batasan interaksi, bahkan dengan orang-orang terdekat mereka,” jelasnya.
Vonny juga menekankan pentingnya pendanaan untuk pemulihan korban, termasuk pendampingan psikologis dan perawatan medis. Ia mendorong Pemerintah Provinsi Sulsel untuk mengalokasikan anggaran yang memadai guna melindungi kelompok rentan ini.
“Saya justru berharap anggaran perlindungan perempuan dan anak bisa ditingkatkan. Ini sangat krusial dan tidak bisa ditawar,” ujarnya.
Ia juga mengaitkan isu perlindungan anak dengan program nasional pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Menurutnya, program seperti makan bergizi gratis, cek kesehatan gratis, dan sekolah rakyat adalah langkah nyata membangun kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia.
“Fokus pemerintah saat ini adalah pembangunan infrastruktur SDM, dan itu sejalan dengan upaya perlindungan terhadap perempuan dan anak,” katanya.
Vonny menyebut beberapa daerah di Sulsel menjadi perhatian khusus karena tingginya angka kekerasan terhadap anak, di antaranya Kota Makassar dan Kabupaten Jeneponto.
“Di Jeneponto, baru-baru ini terjadi kasus kekerasan seksual yang viral hingga membuat keluarga korban memblokade jalan. Itu daerah pemilihan saya, dan tentu menjadi tanggung jawab moral saya untuk terus mengawalnya,” tutupnya.