Anggota Komisi XII DPR RI, Rocky Chandra, mengungkapkan bahwa Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki peranan vital dalam program hilirisasi nasional, terutama di sektor pertambangan. Dari 52 program hilirisasi di Indonesia, 17 di antaranya atau sekitar 30 persen berlokasi di Sulawesi Tenggara.

Hal tersebut disampaikan Rocky setelah pertemuan dengan mitra kerja, termasuk perusahaan pertambangan dan PT Aneka Tambang (Antam) di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Jumat (20/03/2025).

“Kami membahas berbagai isu strategis, mulai dari ketenagakerjaan hingga dampak lesunya industri nikel dunia. Kami juga mendengar masukan pelaku usaha tentang bagaimana hilirisasi dapat memberikan nilai tambah,” ujar Rocky.

Rocky menambahkan, hilirisasi menjadi fokus utama pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional melalui peningkatan nilai tambah produk tambang, sesuai dengan program Astacita yang digagas Presiden Prabowo Subianto, yaitu memperkuat industri dalam negeri agar bisa memproduksi barang jadi.

“Indonesia tidak hanya harus mengekspor bahan mentah, tapi juga menghasilkan barang jadi dari hasil tambang, seperti nikel, untuk meningkatkan ekonomi,” jelasnya.

Rocky menilai, dengan besarnya porsi program hilirisasi di Sulawesi Tenggara, provinsi ini harus siap dengan infrastruktur, sumber daya manusia, dan fasilitas pendukung industri.

“Sulawesi Tenggara perlu mempersiapkan ketenagalistrikan, fasilitas industri, serta ketersediaan bahan baku untuk smelter,” tutur Rocky.

Dia berharap, jika program hilirisasi berjalan maksimal, Sulawesi Tenggara akan menjadi motor ekonomi baru yang mendorong pertumbuhan ekonomi signifikan.

“Semoga ini menjadi momentum bagi Sulawesi Tenggara untuk tumbuh lebih pesat,” pungkasnya.

Facebook
Twitter
WhatsApp
X
Telegram
Facebook
Twitter
WhatsApp