Anggota Komisi XIII DPR RI, Anwar Sadad, menyarankan agar Indonesia segera mengadopsi teknologi canggih untuk memantau kedatangan dan pergerakan orang asing di wilayah Indonesia. Langkah ini dianggap penting untuk menjaga keamanan dan memastikan bahwa kedatangan orang asing tidak membawa niat buruk atau potensi ancaman bagi negara.
Anwar mencontohkan penggunaan sistem di Singapura, seperti aplikasi MyICA, yang memungkinkan pihak berwenang memantau kedatangan turis asing, termasuk tempat mereka menginap dan aktivitas yang mereka lakukan di negara tersebut.
“Beberapa negara tetangga, seperti Singapura, sudah menggunakan teknologi untuk memantau kedatangan orang asing, dan ini menjadi langkah awal yang bagus untuk mendeteksi pergerakan turis dan meminimalkan ancaman,” ujar Anwar dalam RDP Komisi XIII DPR RI dengan Dirjen Imigrasi dan Kepala Kanwil Dirjen Imigrasi Wilayah Barat di Gedung Nusantara II, Senayan, Jakarta, Senin (24/02/2025).
Anwar mengakui bahwa kedatangan orang asing umumnya tidak menimbulkan masalah, namun ia menekankan pentingnya mengetahui motif di balik kedatangan mereka.
“Kita harus bisa mendeteksi pola atau indikasi yang mengarah pada kegiatan yang tidak diinginkan,” katanya.
Legislator Gerindra itu juga mengusulkan agar Kementerian Keimigrasian bekerja sama dengan Badan Intelijen Negara (BIN) untuk memanfaatkan keahlian kontra intelijen. Kolaborasi ini dianggap penting untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman yang datang dari luar.
“Kita harus memiliki langkah preventif yang lebih baik untuk melindungi bangsa Indonesia. Dengan teknologi dan sistem pemantauan canggih, kita bisa mendeteksi orang asing yang memiliki agenda tertentu,” jelasnya.
Anwar berharap Indonesia dapat segera mengimplementasikan sistem seperti MyICA di Singapura, dengan fitur tambahan seperti autogate untuk mempermudah deteksi kedatangan orang asing. Dengan penerapan teknologi ini, ia berharap Indonesia lebih siap menghadapi potensi ancaman yang datang dari luar.