Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau COP-29 di Baku, Azerbaijan. Anggota BKSAP, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, menyampaikan komitmen dan langkah strategis yang bisa diambil dunia global dalam adaptasi iklim.

“Kami mengajak parlemen global untuk mengambil langkah-langkah konkret dalam kerangka adaptasi iklim,” ujar Rahayu Saraswati, Senin (18/11/2024).

Konferensi tahunan ini menjadi forum penting untuk merundingkan solusi dalam menghadapi perubahan iklim, dengan hampir 200 negara ikut serta, termasuk perwakilan pemerintah, parlemen, diplomat, aktivis, ilmuwan, dan masyarakat adat.

Dalam pertemuan khusus untuk anggota parlemen pada COP-29, Rahayu mengusulkan beberapa langkah penting. Ia mendorong parlemen untuk meningkatkan pendidikan dan pelatihan warga lokal guna beradaptasi dengan perubahan iklim, serta memastikan pengambilan keputusan yang inklusif dan transparan.

“Selain itu, keterwakilan perempuan, penyandang disabilitas, dan masyarakat adat dalam pembahasan perubahan iklim sangat penting,” tambahnya.

Rahayu juga menyoroti ketimpangan antara negara maju dan berkembang dalam penanganan karbon. Ia mengingatkan negara-negara maju untuk memberikan bantuan kepada negara berkembang yang paling terdampak, seperti Indonesia, yang mendapat kesepakatan pendanaan hijau sebesar €1,2 miliar (sekitar Rp20,18 triliun) untuk energi bersih.

“Negara berkembang berhak mendapat akses finansial untuk adaptasi iklim dan bertransformasi menjadi negara berkelanjutan,” tegasnya.

Rahayu juga mengungkapkan target Indonesia dalam mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 31,89 persen pada 2030 dan mencapai net zero emission pada 2060. Indonesia, dengan populasi terbesar keempat dunia, juga berkomitmen mengatasi perubahan iklim meski menghadapi tantangan besar.

“Indonesia mampu menghadapi tantangan global lainnya, seperti pandemi Covid-19,” pungkasnya.

Facebook
Twitter
WhatsApp
X
Telegram
Facebook
Twitter
WhatsApp