Menteri Kebudayaan Indonesia, Fadli Zon, memperkenalkan Kementerian Kebudayaan yang dipimpinnya dalam forum para Menteri Kebudayaan negara-negara G20 di Salvador da Bahia, Brazil, sebagai bagian dari diplomasi budaya Indonesia.
“Melalui kementerian ini, kami bertekad melindungi kekayaan budaya Indonesia, memperkuat persatuan bangsa, serta memajukan citra Indonesia di dunia,” kata Fadli dalam siaran pers, Sabtu (9/11/2024).
Fadli menjelaskan bahwa pendirian kementerian ini penting untuk memastikan budaya menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat dan berkontribusi pada peradaban global, sesuai dengan amanat UUD 1945.
Ia menekankan pentingnya kolaborasi budaya global dan komitmen Indonesia dalam memperluas kerja sama dengan UNESCO serta negara-negara G20.
“Budaya memiliki kekuatan untuk membangun dialog, mempererat hubungan, dan mendorong perdamaian,” ujar Fadli.
Menteri Kebudayaan ini juga menyoroti tantangan menjaga keragaman budaya di tengah kemajuan teknologi. Indonesia, dengan lebih dari 1.340 kelompok etnis dan 718 bahasa daerah, memiliki potensi budaya yang luar biasa.
Fadli mengajak negara-negara G20 bekerja sama untuk memastikan teknologi, termasuk kecerdasan buatan (AI), dimanfaatkan untuk melestarikan keragaman budaya dan bukan mengancamnya. Ia juga menyerukan pentingnya repatriasi artefak budaya untuk memulihkan keadilan sejarah.
Dalam forum tersebut, para Menteri Kebudayaan G20 bersepakat meningkatkan investasi dalam kebijakan budaya, dengan fokus pada empat prioritas utama: keberagaman budaya, lingkungan digital, ekonomi kreatif, dan pelestarian warisan budaya.
“Kita harus memastikan teknologi memperkaya dan melindungi budaya, bukan menggerusnya,” pungkas Fadli Zon.