Ketua Fraksi Gerindra DPRD Jawa Timur M Fawaid (Gus Fawaid) menyoroti tingginya angka stunting di Jember. Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 yang dirilis kemenkes menyebut Jember menempati urutan pertama di Jawa Timur dalam prevalensi balita stunting. Yakni, mencapai 34,9 persen atau sekitar 35.000 balita.

“Kita bisa melihat data dan saya yang turun langsung ke Jember, realitanya selaras dengan angka data tersebut di mana stunting di Jember sangat tinggi,” kata Gus Fawaid, Jumat (26/05/2023).

Demi menekan angka stunting di Jember, Gus Fawaid menggaungkan ‘Revolusi Putih’ untuk membangun masyarakat yang sehat dan kuat dengan menjadikan susu sebagai konsumsi anak-anak setiap hari. Kata ‘putih’ dalam Revolusi Putih identik dengan warna susu.

Revolusi Putih sendiri diusulkan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto yang akan diteruskan di seluruh kadernya yang berada di kursi dewan. Salah satunya Fraksi Gerindra DPRD Jatim.

“Revolusi Putih ini bisa menjadi sumbangsih Gerindra untuk turut serta memikirkan bagaimana angka stunting di Provinsi Jatim itu bisa menurun,” ucapnya.

Legislator Gerindra ini menyatakan pihaknya tidak hanya mendorong pemerintah provinsi, tapi juga memberikan ide ke pemerintah kabupaten agar angka stunting bisa turun berkat Revolusi Putih yang di gagas Ketum Gerindra Prabowo Subianto.

“Selain sosialisasi yang sudah dilakukan Pemprov Jatim, kami juga tawarkan Revolusi Putih oleh Pak Prabowo ketua umum kami. Seperti memberikan susu kepada balita di daerah-daerah. Ini sebuah ide menarik yang bisa membantu Pemkab maupun Pemprov Jatim,” ujarnya.

Tingginya angka stunting ini, kata Gus Fawaid, tidak lepas dari angka kemiskinan yang juga relatif banyak di daerah-daerah. Kemudian, angka stunting yang tinggi ini berbahaya dibanding hal yang lain.

“Kenapa berbahaya, karena stunting ini kan di mana anak-anak usia balita yang mengalami perlambatan pertumbuhan lebih parah dibandingkan gizi buruk. Sedangkan generasi masa depan dalam jangka panjang ini tergantung dari generasi muda atau generasi yang sekarang masih balita ini,” tuturnya.

“Bayangkan semakin banyak balita kita yang kategori stunting, maka kualitas dari generasi penerus masa depan di Provinsi Jatim ataupun di Kabupaten itu juga pasti terganggu,” tambahnya.

Gus Fawaid menegaskan Fraksi Gerindra DPRD Jatim akan memperjuangkan usulan dari emak-emak untuk menekan angka stunting dalam di P-APBD 2023 agar pemerintah provinsi membantu pemerintah kabupaten yang dianggap tidak mampu mengatasi stunting.

“Contohnya di Kabupaten Jember ini untuk memberikan perhatian lebih dalam penanganan angka stunting. Saya di Jember ini bertanya mana peran dari pemkab yang seolah diam saja,” imbuhnya.

“Kita lihat angka stunting di Jember ini tertinggi dan di Jember ada kampus yang banyak, namun angka stuntingnya besar artinya pemerintah daerah tidak mampu,” lanjutnya.

Dirinya berharap Pemprov Jatim bisa membantu dan turun tangan dalam mengurangi angka stunting yang ada di Jember dan kabupaten yang lain.

“Kami sudah keliling bertemu dengan konstituen di Jember. Nah kebetulan yang saya temui banyak emak-emak dan salah satu yang emak-emak sampaikan di beberapa tempat hampir sama yaitu adalah angka stunting yang tinggi,” pungkasnya.

Facebook
Twitter
WhatsApp
X
Telegram
Facebook
Twitter
WhatsApp