Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani menghadiri acara pelantikan Pengurus DPC Partai Gerindra Kabupaten Cianjur pada Rabu kemarin (21/9/2022). Pada kesempatan ini, Muzani menyampaikan terimakasih kepada rakyat Cianjur yang telah memberikan kepercayaannya kepada Partai Gerindra dan Ketua Umumnya, Prabowo Subianto.
“Tujuan kita berpartai adalah membela kepentingan rakyat. Tujuan kita berpartai adalah untuk berbakti kepada bangsa dan negara. Itu sebabnya Pak Prabowo berulang-ulang berpesan agar tidak menyianyiakan kepercayaan yang telah diberikan rakyat kepada Partai Gerindra,” kata Muzani dalam pidatonya.
“Gerindra bisa menjadi partai terbesar kedua karena kepercayaan rakyat Indonesia, karena kepercayaan rakyat Cianjur, dan karena kepercayaan rakyat Jawa Barat. Terimakasih atas kepercayaan rakyat terhadap Gerindra dan Pak Prabowo. Kami berharap bisa menjaga kepercayaan itu pada Pemilu 2024,” tambahnya.
Muzani mengatakan, Gerindra adalah partai yang paling berkepentingan untuk mendukung jalannya pemilu yang jujur dan adil. Prabowo sebagai capres 2024 pun memiliki kepentingan agar pemilu yang akan datang bisa berlangsung jujur dan adil.
“Itu sebabnya kita ingin pemilu yang akan berlangsung pada 14 Februari 2024 ini berlangsung dengan jujur dan adil. Pileg dan pilpres berlangsung jujur dan adil. Satu suara pun bagi Gerindra itu akan menentukan masa depan bangsa. Karena kami merasakan bagaimana pemilu 2009, 2014, dan 2019 begitu berat. Tekanan, intervensi, dan ancaman datang dari luar dalam. Menjaga suara Gerindra, suara Pak Prabowo pagi, siang, malam sulitnya bukan main,” jelas Ketua Fraksi Gerindra DPR RI itu.
“Maka, kalau ada keinginan agar pemilu 2024 berlangsung jujur dan adil, Gerindra dan Prabowo Subianto paling berkepentingan di sini. Kalau ada pandangan bahwa pemilu 2024 akan berlangsung tidak adil, partai dan capres yang paling berkepentingan namanya adalah Gerindra dan Prabowo,” imbuhnya.
Selain itu, Sekjen Gerindra ini juga menyampaikan sikap partainya berkaitan isu penghapusan daya listrik 450 VA. Partai Gerindra dengan tegas menolak wacana tersebut karena itu akan membebani rakyat kecil. Termasuk Gerindra, kata Muzani, juga menolak rencana konversi gas 3 kilo menjadi kompor listrik dengan daya 1200 watt.
“Ada pandangan yang mengingankan agar listrik dengan daya 450 volt dihapus, kami tidak setuju, kenapa? Karena listrik dengan daya 450 ini dipakai oleh orang-orang kecil, penghuni kontrakan petakan, para buruh, nelayan, dan petani. Dan kita bersyukur Presiden Jokowi tidak meneruskan rencana ini,” jelas Wakil Ketua MPR ini.
“Termasuk keberatan kami terhadap rencana konversi gas 3 kilo menjadi kompor listrik. Kami tidak setuju karena kompor listrik ini sekali colok memakan daya besar, 1200 watt. Maka rakyat kecil, rakyat miskin kota, para UMKM tidak bisa menikmati itu dan hanya membebani mereka. Lebih baik kelebihan pasokan listrik ini dialihfungsikan kepada industri-industri dan pengembangan mobil listrik yang sedang tren,” tutup Muzani.