Anggota Komisi V DPR RI, Hj. Novita Wijayanti, S.E., M.M., menyampaikan keprihatinan mendalam atas dua insiden kecelakaan kapal yang terjadi hampir bersamaan di Selat Bali: terbakarnya KM Barcelona V-A dan kandasnya KMP Tunu Jaya. Ia menekankan bahwa peristiwa tersebut harus menjadi momentum untuk memperkuat sistem keselamatan transportasi laut nasional.
“Kecelakaan kapal bukan sekadar persoalan teknis, ini adalah tragedi kemanusiaan. Ini alarm keras bagi kita semua untuk memperketat pengawasan dan mengevaluasi secara menyeluruh sistem keselamatan pelayaran, khususnya di jalur padat seperti Selat Bali,” ujar Novita, Jumat (25/7/2025).
Sebagai anggota Komisi V DPR RI yang membidangi sektor transportasi, Novita mendorong evaluasi menyeluruh terhadap standar inspeksi, kelaikan kapal, serta kompetensi awak terutama bagi kapal penyeberangan yang mengangkut penumpang dan kendaraan dalam jumlah besar.
Ia juga menyoroti lemahnya sistem evakuasi dan pentingnya kecepatan respons dalam situasi darurat. Dalam kasus KM Barcelona V-A, meskipun semua penumpang berhasil dievakuasi, Novita menilai keselamatan tidak boleh bergantung pada cuaca baik atau keberuntungan.
“Ini soal nyawa manusia. Kapal angkutan rakyat tidak boleh hanya dilihat dari aspek logistik dan ekonomi, tapi juga harus menjunjung tinggi nilai keselamatan dan perlindungan publik secara menyeluruh,” tegasnya.
Novita meminta Kementerian Perhubungan dan operator pelayaran untuk bersikap lebih transparan dalam melaporkan hasil investigasi teknis serta langkah penanganan pasca kecelakaan kepada publik. Selain itu, ia mendorong dilakukannya audit menyeluruh terhadap armada kapal penyeberangan yang banyak beroperasi dalam kondisi tua dan minim perawatan.
“Kita tidak boleh menunggu tragedi berikutnya. Transportasi laut adalah urat nadi bagi banyak wilayah di Indonesia. Sudah saatnya keselamatan menjadi prioritas utama, bukan sekadar formalitas administratif,” tambahnya.
Novita menegaskan komitmennya untuk terus mengawal kebijakan dan alokasi anggaran yang berpihak pada penguatan transportasi laut yang aman, terjangkau, dan manusiawi termasuk modernisasi pelabuhan, pelatihan awak kapal, hingga peningkatan sistem navigasi.