Anggota DPR RI, Bambang Haryo Soekartono (BHS) mengecam pemotongan pohon-pohon tua di kawasan Taman Narmada, Lombok Barat, NTB. Ia menilai tindakan tersebut sebagai bentuk perusakan warisan budaya yang bernilai sejarah tinggi.
“Taman Narmada adalah situs sejarah luar biasa. Memotong pohon-pohon berusia ratusan tahun berarti merusak identitas budaya kita,” ujar BHS saat berkunjung ke lokasi, Kamis (1/5/2025).
Ia menyoroti pemotongan pohon kamboja dan beringin yang diperkirakan berumur lebih dari 300 tahun. Menurutnya, tindakan ini mencederai prinsip konservasi dan mengurangi daya tarik wisata.
“Turis mancanegara pun kecewa. Mereka datang untuk melihat keaslian taman, bukan versi artifisial,” ungkapnya.
Dibangun pada 1727 oleh Raja Anak Agung Ngurah Karangasem, Taman Narmada merupakan replika Gunung Rinjani dan Danau Segara Anak yang memiliki nilai spiritual dan budaya tinggi.
Sebagai penggiat pariwisata nasional, BHS menilai pengelolaan taman harus berbasis konservasi dan nilai sejarah. Ia juga menyinggung rendahnya kunjungan turis asing ke Lombok yang hanya sekitar 450 ribu per tahun, jauh di bawah destinasi seperti Pulau Penang.
Untuk menghidupkan pariwisata tanpa mengorbankan warisan, ia mengusulkan penambahan atraksi budaya di Taman Narmada, seperti pertunjukan tari, pementasan cerita rakyat, dan pembangunan amphiteater seni seperti di Uluwatu, Bali.
“Pengembangan pariwisata harus bijak, berkelanjutan, dan berpihak pada pelestarian budaya serta lingkungan,” tegasnya.