Taman Wisata Alam (TWA) Pulau Weh, Sabang, tak hanya menyuguhkan keindahan alam, tetapi juga menjadi tempat singgah burung-burung migran dari belahan bumi utara saat musim dingin. Letak Indonesia yang strategis di jalur lintasan migrasi membuat kawasan ini menjadi bagian penting dari rute burung-burung tersebut.
“Terkejut juga, ternyata disini jadi tempat singgah burung migran. Biasanya kita cuma lihat di National Geographic, tapi ternyata mereka mampir juga di negeri kita,” ujar Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Hariyadi (Titiek Soeharto), usai memimpin pertemuan Tim Kunker Reses Komisi IV dengan Menteri Kehutanan dan jajarannya di TWA Pulau Weh, Rabu (9/4/2025).
Srikandi Partai Gerindra itu pun menyoroti pentingnya memanfaatkan fenomena alam ini sebagai daya tarik wisata yang perlu dipromosikan lebih luas.
“Ini kan fenomena langka dan menarik. Harus dipromosikan. Momen migrasi itu rutin, jadi bisa dijadikan agenda tahunan untuk menarik lebih banyak wisatawan,” ucapnya.
Menteri Kehutanan RI, Raja Juli Antoni, yang turut mendampingi kunjungan tersebut, menyebut TWA Pulau Weh sebagai lokasi yang ikonik, bukan hanya bagi Aceh, tapi juga secara nasional.
“Tempat ini sangat penting secara historis dan ekologis. Ikonik bukan hanya untuk Aceh, tapi untuk negeri ini,” tegasnya.
Sebagai informasi, tercatat ada sedikitnya 33 jenis burung migran yang singgah di wilayah pesisir timur Aceh Utara, termasuk di sekitar Tugu Kilometer Nol. Salah satunya adalah burung paruh sendok (spoonbill), spesies langka yang populasinya kini hanya tersisa sekitar 500 ekor di dunia.