Ketua MPR RI, Ahmad Muzani, mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo Subianto berkomitmen untuk menghapus kemiskinan di Indonesia. Beberapa langkah yang diambil antara lain meningkatkan anggaran untuk pupuk dan rencana mendatangkan sapi perah.

“Itu memang sudah menjadi tekad beliau untuk menghapus kemiskinan dengan sungguh-sungguh,” ujar Muzani, Kamis (12/12/2024).

Pernyataan tersebut disampaikan dalam acara Rapat Konsolidasi Asosiasi Peternak & Penggemuk Sapi Indonesia (APPSI) di Yogyakarta, Rabu (11/12/2024) malam.

Menurut Muzani, Presiden Prabowo Subianto melihat sektor-sektor seperti pertanian, peternakan, dan perikanan sebagai sumber utama kemiskinan yang perlu diberantas.

“Di bidang pertanian, beliau berupaya secara total untuk membantu petani, salah satunya dengan mencetak lahan sawah baru. Pencetakan sawah baru tidak hanya menciptakan lapangan kerja, tetapi juga menjadi sumber pangan baru, sehingga kebutuhan beras dapat dipenuhi. Dalam jangka panjang, kita tidak lagi perlu mengimpor beras, yang akan menghemat devisa negara,” jelas Muzani.

Selain itu, Prabowo juga berencana untuk menambah anggaran pupuk. Muzani menilai bahwa ketersediaan pupuk yang terjangkau akan semakin memotivasi petani untuk menanam lebih banyak.

“Produk pertanian saat ini melimpah. Berdasarkan pembicaraan saya dengan Menteri Pertanian, Kepala Bulog, dan Menteri Koordinator Bidang Pangan, belum pernah ada dalam sejarah stok pangan sebanyak sekarang ini,” ujarnya.

Muzani optimis langkah-langkah tersebut akan memungkinkan Indonesia untuk tidak lagi mengimpor beras pada tahun 2025.

“Jika ini berhasil, kita akan menghemat devisa yang besar, dan itu adalah salah satu langkah untuk menghapus kemiskinan. Termasuk dengan mendatangkan sapi perah. Produksi susu kita hanya sekitar 22 persen dari total konsumsi nasional, yang berarti sekitar 80 persen susu masih harus diimpor,” lanjutnya.

Muzani menjelaskan bahwa jika kewajiban minum susu diterapkan, maka konsumsi susu nasional akan meningkat, dan produksi susu domestik yang hanya 22 persen akan menjadi 8 persen dari total kebutuhan.

“Pemerintah berencana mengimpor sapi perah dari Australia dan Brasil. Yang harus diperhatikan adalah agar sapi-sapi impor ini tidak jatuh ke tangan industri besar atau pedagang besar, melainkan harus diberikan kepada pelaku usaha kecil. Ini adalah salah satu cara untuk meningkatkan penghasilan dan mengurangi kemiskinan,” tandasnya.

Facebook
Twitter
WhatsApp