Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI) mengingatkan akan dampak penurunan daya beli masyarakat kelas ekonomi menengah terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi Gerindra, Jefry Romdonny, menegaskan bahwa penurunan daya beli masyarakat kelas menengah bawah perlu segera diatasi oleh pemerintah. Pasalnya, pelemahan daya beli dapat memperlambat penerimaan pajak, mengingat kelompok ini merupakan kontributor terbesar bagi pendapatan pajak negara.

“Penurunan daya beli masyarakat kelas menengah bawah ini tentu akan memperlambat kinerja penerimaan pajak, karena merekalah yang berkontribusi terbesar terhadap pendapatan pajak,” ujar Jefry dalam rapat bersama Menteri Keuangan, Rabu (13/11/2024).

Jefry juga menambahkan, jika penerimaan pajak tidak bisa dioptimalkan, terutama dari sektor yang terpengaruh oleh pelemahan daya beli, serta ditambah ketidakpastian global, hal ini dapat memperburuk defisit anggaran.

“Jika tidak dikelola dengan baik, ini bisa mengganggu stabilitas fiskal dan memperbesar ketergantungan pada pembiayaan utang,” katanya.

Hingga Oktober 2024, realisasi penerimaan pajak baru tercatat Rp 1.517,5 triliun, setara 76,3% dari target APBN 2024 sebesar Rp 1.988,9 triliun. Angka ini juga mengalami kontraksi 0,4% secara tahunan (yoy) dibandingkan tahun lalu, yang tercatat sebesar Rp 1.523,9 triliun.

Sementara itu, defisit anggaran per Oktober 2024 mencapai 1,37% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Facebook
Twitter
WhatsApp