DPRD Kota Yogya angkat bicara terkait rencana lokasi pembuangan sampah sementara di daerah Cangkringan Sleman. Rencana itu perlu dikaji secara matang. Sebab, wilayah Kapanewon Cangkingan di Kabupaten Sleman, memiliki sumber air yang jernih dan melimpah.
“Informasi terkait pembuangan sementara ke Cangkringan perlu dikaji lagi. Karena di sana merupakan daerah tangkapan air sehingga bisa menimbulkan masalah di kemudian hari. Bisa timbulkan pencemaran dan sebagainya,” tegas Ketua Komisi C DPRD Kota Yogya, Ririk Banowati.
Secara geografis, Kapanewon Cangkringan berada di dekat Gunung Merapi. Kondisi air di sana termasuk kategori kelas satu. Masih sangat alami dan bahkan bisa langsung diminum.
Lebih lanjut, Ririk mengatakan kondisi penutupan TPA Piyungan Bantul yang berdampak pada penumpukan sampah harus segera diantisipasi. Terutama penanganan sampah di pinggir jalan.
“Kami mendorong pemkot untuk menyelesaikan yang di jalanan. DLH minggu ini akan selesaikan sampah-sampah yang ada di jalan,” ujarnya.
Dia menyebut, ada lima depo yang segera difungsikan kembali untuk menampung sampah. Lalu diharapkan akan ditambah lagi pada minggu depan, agar sampah tidak berserakan.
“Harapannya, minggu depan itu depo atau TPS bisa ditambah lagi untuk dibuka. Karena untuk kebutuhan kota kurang jika hanya lima depo. Kami khawatirkan warga akan buang sampah di sungai sehingga bisa menimbulkan masalah baru lagi,” paparnya.
Sebelumnya, Pemda DIY menutup total Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Piyungan Bantul. Penutupan TPA selama 1,5 bulan, terhitung mulai 23 Juli hingga 5 September 2023 mendatang.
Penutupan TPA Piyungan di Bantul berdampak pada penumpukan sampah di sejumlah titik di Kota Yogya. Sebab depo-depo di Kota Yogya ditutup.