Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP), Fadli Zon menyambut hasil voting di PBB yang pro-Palestina. Resolusi tersebut memberikan lampu hijau agar meminta pandangan International Court of Justice (ICJ) terkait tindakan Israel di Palestina.

Ada 87 negara yang mendukung, 26 menolak, dan 53 abstain. Sejumlah penolak berasal dari negara-negara Barat.

Fadli Zon mengapresiasi 87 negara yang mendukung resolusi teranyar Majelis Umum (MU) PBB. Namun, ia harap resolusi itu memberikan hasil.

“Resolusi terbaru PBB itu sangat positif dan kemenangan diplomasi bagi Palestina di awal tahun ini. Ini harus segera ditindaklanjuti dengan implementasi yang nyata. Jangan sampai seperti resolusi-resolusi sebelumnya yang tidak berefek,” ujar Fadli Zon, Minggu (1/1/2023).

Lebih lanjut, legislator Gerindra tersebut melihat adopsi resolusi PBB terbaru tersebut kembali menunjukkan kemunafikan negara-negara besar Barat saat berhadap-hadapan kontra Israel.

“Jelas ini untuk kesekian kali menelanjangi watak hipokrit negara-negara besar Barat dan standar ganda mereka atas pelanggaran HAM Israel yang disulut penjajahan Israel lebih dari tujuh dekade. Ini akan berbeda jika terkait Ukraina,” kata politisi Gerindra itu menyindir Amerika Serikat, Inggris, dan Jerman yang termasuk 26 negara yang menentang resolusi itu.

Pada sisi lain, Fadli Zon yang juga merupakan Wakil Presiden the League of Parliamentarians for Al Quds itu mengapresiasi negara-negara ASEAN, Arab, dan beberapa negara Barat seperti Irlandia yang menunjukkan posisi positif terhadap perjuangan Palestina.

Suriah, China, dan Korea Utara mendukung resolusi ini. Rusia yang sedang menginvasi Ukraina juga memberi dukungan. Negara-negara Amerika Selatan ada yang mendukung seperti Argentina dan Chile, ada juga yang netral seperti Uruguay dan Brazil. Australia menolak, sementara Selandia Baru abstain.

“ASEAN, selain Filipina dan Thailand yang abstain, negara-negara Arab yang melakukan normalisasi, Irlandia yang mendukung dan Perancis yang abstain, fenomena itu menunjukkan dukungan atas Palestina adalah suara mayoritas komunitas global termasuk Rusia dan Cina,” ungkap Fadli Zon.

Terkait resolusi itu, Fadli juga menilai bahwa suara mayoritas tersebut mengisyaratkan bahwa komunitas global sudah muak dengan berbagai pelanggaran Israel yang terus-menerus. “Resolusi ini kesempatan besar untuk menggalang dunia melawan pendudukan dan pelanggaran HAM yang dilakukan Israel selama ini,” pungkas Fadli Zon

Terkait evaluasi perkembangan situasi Palestina di tahun 2022, politisi berdarah Minang itu masih sangat mencemaskannya. “Menurut laporan berbagai sumber, tahun 2022 adalah tahun terburuk terkait jumlah korban warga Palestina. Sekitar 225 orang tewas di Tepi Barat dan Jalur Gaza selama 12 bulan terakhir,” ungkapnya.

Untuk tetap menjaga harapan kemerdekaan bangsa Paleetina, imbuh Fadli, DPR melalui BKSAP akan terus melanjutkan komitmen mendukung perjuangan bangsa Palestina terutama di forum-forum parlemen.

“Sebagai presiden Perhimpunan Parlemen ASEAN atau AIPA, DPR akan terus menyuarakan dukungan kemerdekaan Palestina. Demikian pula pada sidang umum Parlemen Dunia IPU pada Maret mendatang di Bahrain, kami tengah menggalang dukungan agar masing-masing negara-negara yang pro Palestina mengajukan emergency item di Bahrain nanti terkait Palesitna,” tutup Fadli Zon.

Facebook
Twitter
WhatsApp
X
Telegram
Facebook
Twitter
WhatsApp