Wakil Ketua Majelis Pemusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI), Ahmad Muzani yang juga Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra, hadir menjadi narasumber seminar kebangsaan yang diselenggarakan oleh Universitas Djuanda (UNIDA), pada Senin (17/10/2022) di Aula Gedung C, Kampus UNIDA.
Seminar kebangsaan ini mengangkat tema bertajuk “Membangun Kapasitas Mahasiswa Menuju Indonesia Tangguh” yang dihadiri oleh rektor, dekan, dan dosen-dosen serta mahasiswa-mahasiswi
Dalam penjelasannya, Ahmad Muzani menyampaikan mengenai keadaan dunia saat ini yang menghadapi ancaman resesi. Bahkan, International Monetary Fund (IMF) menyebutkan bahwasanya ekonomi dunia menuju keterpurukan karena laju ekonomi melambat dan inflasi yang lebih cepat. IMF memproyeksikan pertumbuhan global akan menurun pada tahun depan, sehingga akan berakibat pada resesi yang dikhawatirkan selama ini.
Walaupun IMF menyampaikan bahwa prospek ekonomi Indonesia masih cukup baik, Muzani mengingatkan agar negara tetap perlu berhati-hati serta perlu mempersiapkan strategi untuk menghadapi ancaman resesi tersebut.
“Hari ini kita disuguhkan dengan berbagai macam berita, kita disuguhkan dengan berbagai macam keadaan. Kondisi ekonomi, politik, keamanaan, bahkan perdamaiaan seperti mengancam di depan kita. Di bidang ekonomi misalnya, para pemimpin dunia, tokoh dunia, bahkan Pak Presiden Jokowi pun sering memberikan peringatan bahwa ancaman resesi ada di depan mata,” ujarnya
“IMF menyebut ada setidaknya 90 sekian negara yang akan mengalami resesi. Namun deminkian, IMF memuji indonesia sebagai negara yang terang di tengah gelapnya ekonomi. Indonesia dianggap mampu mengatasi berbagai macam problem, termasuk problem pangan dan lainnya. Namun jangan legah dengan pujian-pujian tersebut, karena pada tahun 1998 silam ketika terjadi resesi ekonomi, Indonesia tidak terlepas dari pujian IMF yang akhirnya menjadi problem saat itu,” paparnya.
Lebih lanjut, salah satu hal penting yang menjadi sorotan adalah terkait dengan krisis pangan. Muzani mengemukakan, pandemi COVID-19 yang menjadi momok seluruh negara di dunia mempengaruhi banyak hal dan berdampak pada seluruh aspek kehidupan.
Seluruh dunia baru mulai bangkit dari pandemi COVID-19, ekonomi baru mulai bangkit, aktiftas mulai berjalan, tetapi tiba-tiba dihadapkan pada keadaan dunia yang diantaranya adanya perang antara Rusia dengan Ukraina. Perang ini menyebabkan dampak besar, khususnya dalam ketahanan pangan, dikarenakan Ukraina dan Rusia merupakan penghasil gandum terbesar dunia.
“Banyak negara dunia yang menyandarkan bahan pokoknya terhadap gandum, seperti negara arab. Sekarang kesulitan, harganya meroket. Itu sebabnya bahwa dunia kekurangan pangan karena harga pangan dunia tidak lagi wajar. Selain itu, Ukraina dan Rusia juga merupakan penghasil potasium, yang mana digunakan sebagai bahan pupuk. Negara seperti India, tidak terkecuali Indonesia terdampak. Akibatnta suplly itu menjadi berkurang karena pupuknya berkurang mengakibatkan hasil panen pun berkurang,” terangnya.
Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani juga menyampaikan, di tengah situasi tersebut serta kondisi politik yang belum menujukan kondisi kondusif, gaya hidup hedonisme yang lebih mengutamakan kesenangan dan kepuasan tanpa batas ini menjadi tantangan tersendiri. Sifat Pragmatisme pun tidak terlepas dari permasalahan kehidupan yang seharusnya dihindari, khususnya oleh para generasi muda calon pemimpin masa depan bangsa.
“Pragmatisme menjadi cara kehidupan yang paling dipilih oleh banyak profesi, ini merupakan sebuah cara untuk dapat menghasilkan sesuatu dengan cepat. Tapi namanya manusia, pengeroposan dari dalam selalu terjadi. Ini dari gaya hidup. Orientasi jangka pendek menjadi pilihan dibanding orientasi jangka hidup panjang seperti apa yang diajarkan oleh guru kita, orang tua kita, agama kita. Pragmatisme ini menjadi tantangan berbangsa dan bernegara,” ungkapnya.
“Pragmatisme ialah sebagai cara ingin cepat yang meninggalkan norma-norma, ajaran yang diajarkan kepada kita. Saya berharap mahasiswa UNIDA tidak begitu, tidak boleh seperti itu. Semua harus dihasilkan oleh proses yang benar, harus bisa memilah dan memilih contoh yang baik, sekalipun dilakukan oleh siapapun. Gaya hidup pragmatis telah merusak segala sendi kehidupan kita, tak luput juga dari politik. Maka untuk itu, berpegang teguhlah pada ajaran agama, pancasila, orang tua kita, niatkan itu dalam hatimu, konsisten lakukan, nanti kita akan temukan jalan yang benar,” sambungnya.Ahmad Muzani juga berpesan agar para mahasiswa dapat terus berada dalam jalan kebenaran. Menjadikan akhlak mulia sebagai pondasi dalam menghadapi gaya hidup hedonisme dan sifat pragmatisme untuk bisa memajukan negeri.
“Percayalah kalau kita terus berada dalam kebenaran kita akan mulia di kemudian hari. Sebaliknya, kita akan merugi jika tidak berbuat benar. Akhlak mulia adalah tujuan kita, akhlak mulia adalah cara kita menghadapi gaya hidup hedonisme. Saya percaya mahasiswa UNIDA bisa memilah mana kebenaran dan mana kebatilan. Dosen-dosenmu, orang tuamu, bersusuah payah menyekolahkanmu di tempat baik ini, di UNIDA, maksudnya satu agar kita menjadi orang baik berguna bagi bangsa. Kebanggaan seorang guru, orang tua, dan dosen ketika melihat anaknya, mahasiswanya yaitu ingin menjadi orang yang berguna bagi sekitarnya,” tutupnya.