Anggota DPR RI Fraksi Partai Gerindra, Sriyanto Saputro, menggelar dialog bersama warga di Sragen. Dalam pertemuan yang berlangsung hangat tersebut, Sriyanto menegaskan pentingnya memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak sekadar tercermin dalam angka statistik, tetapi benar-benar berdampak nyata bagi masyarakat hingga ke akar rumput.

“Pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara angka tidak bisa menjadi satu-satunya indikator keberhasilan. Ekonomi kerakyatan harus menjadi jalan utama agar kesejahteraan dapat dirasakan secara merata oleh seluruh lapisan masyarakat,” ujar Sriyanto, Rabu (23/4/2025).

Ia juga menyoroti pentingnya keberpihakan negara terhadap sektor informal, pasar tradisional, serta akses yang setara terhadap pembiayaan dan pelatihan bagi pelaku usaha mikro dan kecil. Menurutnya, keadilan dalam pembangunan tak akan tercapai tanpa keberanian untuk membela sektor-sektor ekonomi rakyat yang selama ini kerap terpinggirkan.

Dialog berjalan dinamis, dengan warga secara aktif menyampaikan keluhan dan harapannya. Di antaranya adalah sulitnya akses terhadap modal usaha, lemahnya jaringan pemasaran produk lokal, hingga kurangnya pendampingan berkelanjutan bagi pelaku UMKM.

Menanggapi hal tersebut, Sriyanto menyatakan komitmennya untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat hingga ke tingkat nasional. Ia menilai suara warga ini merupakan cerminan kebutuhan riil di lapangan yang harus diperhatikan oleh para pengambil kebijakan.

“Aspirasi yang saya dengar hari ini akan saya bawa ke Senayan. Ini adalah suara rakyat, suara yang selama ini terlalu sering diabaikan,” tegasnya.

Bagi Sriyanto, dialog seperti ini bukan sekadar agenda formalitas, melainkan bentuk nyata dari demokrasi yang partisipatif dan responsif. Ia menekankan bahwa pembangunan yang berkeadilan harus dimulai dari kebutuhan nyata masyarakat.

“Pembangunan sejati harus datang dari bawah, dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Inilah semangat yang terus saya bawa dalam tugas saya sebagai wakil rakyat,” tambahnya.

Senada dengan itu, pegiat pemberdayaan masyarakat Sugiyarto, yang turut hadir dalam dialog tersebut, mengangkat isu ketimpangan struktural sebagai tantangan utama dalam mewujudkan ekonomi kerakyatan. Ia mendorong pendekatan pembangunan berbasis komunitas yang menitikberatkan pada kekuatan dan potensi lokal.

“Kita perlu menghidupkan kembali semangat koperasi, ekonomi desa, dan penguatan ekosistem UMKM. Proyek-proyek besar tidak akan menyentuh kebutuhan rakyat jika tidak dibarengi dengan pembangunan dari bawah,” pungkas Sugiyarto.

Facebook
Twitter
WhatsApp
X
Telegram
Facebook
Twitter
WhatsApp