Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, menyoroti rendahnya kesadaran publik terhadap kekayaan arkeologis di Situs Majapahit, Trowulan. Menurutnya, kawasan ini menyimpan warisan budaya besar yang belum tergali maksimal.
“Banyak peninggalan sebelum abad ke-10 yang belum dikenal publik. Padahal, Majapahit merupakan peradaban besar Asia Tenggara,” ujarnya di Mojokerto, Senin (14/4/2025).
Rahayu menekankan pentingnya membangun ekosistem budaya yang kuat sebagai fondasi ekonomi kreatif nasional. Ia juga menyampaikan bahwa ada keinginan dari pihak internasional untuk mengembalikan artefak sejarah Indonesia dari luar negeri. Namun, kesiapan museum dalam negeri masih menjadi tantangan.
“Pemerintah harus menyiapkan tempat penyimpanan yang aman dan layak untuk publik,” tegasnya.
Senada dengan itu, Anggota Komisi VII DPR RI, Bambang Haryo Soekartono (BHS), menyoroti kurangnya sosialisasi dan perhatian terhadap potensi sejarah Majapahit di kalangan masyarakat dan pelajar.
“Majapahit adalah kerajaan besar yang pengaruhnya sampai ke Sri Lanka dan Taiwan. Tapi kesadaran untuk menjadikan situs ini sebagai destinasi edukatif masih minim,” kata BHS.
Ia menyesalkan, meski Trowulan dekat dengan Surabaya, masih jarang sekolah yang menjadikannya sebagai tujuan wisata edukasi sejarah.
“Ini bukan hanya soal sejarah, tapi juga tentang membangkitkan rasa nasionalisme. Siswa harus belajar langsung di situs, bukan hanya dari buku,” tambahnya.
BHS mengajak sekolah-sekolah di Jawa Timur untuk lebih aktif mengunjungi Trowulan, dan menegaskan bahwa DPR RI siap mendorong kolaborasi lintas sektor agar situs Majapahit ini hidup dalam kurikulum pendidikan.