Bendungan Jlantah yang terletak di Desa Tlobo, Kecamatan Jatiyoso, Kabupaten Karanganyar, digadang menjadi salah satu infrastruktur strategis dalam mendukung ketahanan dan swasembada pangan nasional. Dengan potensi pengairan mencapai 1.500 hektare, bendungan ini diyakini akan memberikan dampak signifikan bagi sektor pertanian.
Anggota DPR RI Fraksi Gerindra, Sriyanto Saputro, menyebut bahwa bendungan ini mampu mengairi lahan pertanian seluas 1.000 hingga 1.500 hektare, dan masih bisa ditingkatkan hingga 600 hektar tambahan dengan penambahan jaringan irigasi. Selain itu, bendungan juga menyediakan air baku sebesar 150 liter per detik.
“Bendungan Jlantah ini menunjang pengairan di wilayah Jatiyoso, Jatipuro, dan Jumapolo. Selain manfaatnya bagi pertanian, potensi bendungan ini juga dapat dikembangkan untuk sektor pariwisata Karanganyar,” ungkap Sriyanto, Minggu (13/4/2025).
Sriyanto menegaskan bahwa bendungan tersebut kini telah siap dioperasikan dan akan dioptimalkan untuk mendukung kesejahteraan petani serta ketahanan pangan di daerah.
Ia juga mengungkapkan bahwa pihaknya tengah berkoordinasi dengan Kementerian PUPR dan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWS BS) untuk mendorong percepatan pembangunan jaringan irigasi pendukung, sesuai amanat Inpres Irigasi Nomor 2 Tahun 2025.
“Dengan adanya Inpres ini, kita akan percepat pelaksanaan di lapangan agar petani makin sejahtera dan cita-cita swasembada pangan bisa tercapai,” ujarnya.
Terkait pendanaan, Sriyanto menjelaskan bahwa saat ini sedang disusun Detail Engineering Design (DED) untuk jaringan irigasi. Ia berharap proses tersebut dapat segera selesai sehingga anggaran bisa masuk dalam Tahun Anggaran 2026.
“Perkiraan awal kebutuhan anggaran sekitar Rp130 miliar. Namun, jumlah ini masih bisa berubah setelah DED selesai,” jelasnya.
Dengan segala potensi yang dimiliki, Sriyanto menyatakan optimisme bahwa Bendungan Jlantah akan membawa manfaat luas bagi masyarakat, tidak hanya di sektor pertanian, tetapi juga dalam menggerakkan ekonomi lokal dan sektor wisata.
“Ini bukan hanya proyek irigasi. Ini adalah peluang untuk memperkuat ekonomi daerah dan membuka potensi wisata baru di Karanganyar. Kami akan kawal terus agar benar-benar memberi dampak nyata,” pungkasnya.