Anggota DPR RI, Yan Permenas Mandenas, mendesak pemeriksaan terhadap seluruh anggota Polres Teluk Bintuni yang terlibat dalam operasi penanganan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Moskona Barat, setelah hilangnya Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni, IPTU Tomy S. Marbun.

“Saya pikir kasus ini harus dibuka terang benderang agar tidak ada penyimpangan dari fakta yang sudah terungkap,” ujar Mandenas, Senin (17/3/2025).

Mandenas menyebutkan ada kejanggalan dalam insiden hilangnya IPTU Marbun berdasarkan informasi dari Kapolda Papua Barat, saksi-saksi, dan keluarga korban. Ia juga berkomunikasi dengan masyarakat di Moskona Barat dan melakukan verifikasi di Teluk Bintuni.

Menurut Mandenas, masyarakat dan aktivis setempat menyarankan agar semua anggota yang terlibat dalam operasi diperiksa untuk mengungkap fakta sebenarnya. Mandenas juga menyoroti kondisi Sungai Rawara, tempat diduga hilangnya IPTU Marbun. Ia menjelaskan, meski sungai berarus deras saat banjir, dalam kondisi normal arusnya masih bisa dilewati.

“Sejak kecil saya SD di Teluk Bintuni dan sering berenang di sungai seperti itu. Jika tidak banjir, arusnya bisa dilewati,” katanya.

Ia juga mempertanyakan standar operasional prosedur (SOP) kepolisian dalam operasi di daerah rawan konflik, serta hilangnya IPTU Marbun tanpa perlengkapan standar, seperti rompi anti-peluru dan handphone.

“Ini aneh, karena operasi di daerah konflik harus lengkap dengan perlengkapan standar,” tegasnya.

Mandenas juga menyoroti kurangnya dokumentasi pencarian yang dilakukan tim, yang seharusnya dilakukan dengan foto dan video untuk transparansi proses pencarian di sungai.

Facebook
Twitter
WhatsApp
X
Telegram
Facebook
Twitter
WhatsApp