Anggota BKSAP DPR RI, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, menegaskan bahwa isu kesetaraan gender bukan hanya isu perempuan, melainkan isu kemanusiaan yang perlu segera dipecahkan. Untuk itu, dukungan dari seluruh stakeholder sangat penting demi terwujudnya kesetaraan gender di berbagai bidang.

Hal ini disampaikan Sara dalam intervensinya pada sesi pertama sidang Komisi Status Perempuan (Commission on the Status of Women/CSW) yang mengangkat tema “Women’s Political Participation: Progress, Setbacks, and Lessons Learned for a Way Forward to Achieving Parity”.

“Kesetaraan gender bukan hanya isu perempuan, melainkan isu kemanusiaan. Kita membutuhkan laki-laki untuk juga menerapkan kesetaraan gender di semua bidang,” tegasnya di Markas Besar PBB, New York, Amerika Serikat, Jumat (14/3/2025).

Srikandi Gerindra ini juga mengapresiasi kehadiran anggota parlemen laki-laki yang turut mendukung perjuangan kesetaraan gender.

Sara menjelaskan bahwa Pemilu Indonesia menerapkan sistem proporsional terbuka tanpa pembatasan anggaran. Akibatnya, biaya politik untuk memenuhi keterwakilan perempuan di parlemen, yang ditargetkan 30 persen, menjadi sangat mahal.

“Mustahil untuk memenuhi keterwakilan perempuan di parlemen tanpa perubahan mendasar dalam tatanan patriarki. Perempuan perlu kemandirian finansial untuk bisa memenuhi keterwakilan di parlemen,” ujar Sara.

Dia juga menyoroti beberapa tindakan konkret yang telah dilaksanakan oleh Parlemen Indonesia sebagai bentuk keberpihakan terhadap perempuan.

“Parlemen Indonesia telah memastikan perjuangan perempuan mendapat dukungan negara melalui beberapa produk legislasi, seperti Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS), UU Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), UU Perlindungan Anak, dan yang terbaru UU Kesejahteraan Ibu dan Anak,” pungkas Sara.

Facebook
Twitter
WhatsApp
X
Telegram
Facebook
Twitter
WhatsApp