Pemerataan fasilitas kesehatan menjadi salah satu poin utama dalam pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Surabaya untuk tahun 2025, khususnya terkait dengan puskesmas pembantu (pustu).
Rencananya, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya akan memfokuskan anggaran tahun depan pada pustu dengan layanan Integrasi Layanan Primer (ILP). Saat ini, Pemkot Surabaya dan para legislator sedang menggodok APBD untuk tahun 2025 dan menunggu rincian data terkait rencana tersebut.
Menurut Ajeng Wira Wati, Anggota DPRD Surabaya, keberadaan pustu sangat penting dalam konteks pelayanan kesehatan kota ini. Pemkot Surabaya juga memiliki berbagai program yang berkaitan dengan kesehatan, seperti satu kelurahan satu ambulan dan satu RW satu tenaga kesehatan (nakes).
“Kami tidak hanya mengupayakan penambahan pustu, tetapi juga rehabilitasi bangunan yang ada. Program-program seperti KSH, satu ambulan per kelurahan, dan nakes di masing-masing RW harus didukung dengan sarana dan prasarana (sarpras) yang memadai,” ujar Ajeng, Kamis (8/8/2024).
Ajeng menambahkan bahwa kajian mengenai pemenuhan sarpras untuk pemerataan fasilitas kesehatan sangat penting untuk keberhasilan program tersebut. Penambahan pustu harus mempertimbangkan kajian kepadatan penduduk serta ketersediaan fasilitas seperti balai RW yang mungkin belum ada.
“Hal ini perlu diperhatikan agar program layanan kesehatan dapat berjalan maksimal,” katanya.
Selain itu, pembahasan APBD 2025 juga mencakup pelayanan kesehatan di rumah sakit milik pemerintah daerah. Tahun depan, Pemkot Surabaya berencana membangun rumah sakit di Surabaya Selatan.
Saat ini, rumah sakit milik Pemkot Surabaya sudah memiliki layanan unggulan, seperti RS Soewandhie yang melayani pengobatan kanker, serta rumah sakit Surabaya Timur yang hampir selesai dan memiliki layanan unggulan untuk ibu dan anak, khususnya dalam layanan psikolog.
“Rumah sakit Surabaya Selatan harus mampu memfasilitasi dengan sarpras yang lebih mumpuni sesuai perkembangan kebutuhan. Kami sedang menunggu hasil kajian untuk rumah sakit di Surabaya Selatan ini,” tutup Ajeng.