JAMBI, Fraksigerindra.id — Anggota Komisi IX DPR RI Dr. Ir. H. A.R. Sutan Adil Hendra, MM atau SAH meminta pemerintah dapat memberikan perhatian khusus terhadap tenaga kesehatan yang gugur dalam menangani pasien COVID-19.

 

Pernyataan ini disampaikan SAH menanggapi catatan yang disampaikan Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) yang menyebutkan sebanyak 1.031 tenaga kesehatan yang menangani pasien terpapar Virus Corona (COVID-19) di Indonesia meninggal dunia akibat terinfeksi COVID-19.

 

“Saya membaca rincian tenaga kesehatan yang meninggal yakni 405 dokter, 328 perawat, 160 bidan, 43 dokter gigi, dan 95 tenaga kesehatan lainnya, ini suatu angka yang menyedihkan bagi kita semua, karena mereka gugur sebagai suhada ketika menangani pasien COVID-19, ” ungkap Anggota Fraksi Partai Gerindra itu di Jambi (7/7) kemarin.

 

Menurut Anggota DPR yang dikenal sebagai Bapak Beasiswa Jambi ini, angka 1.031 tenaga kesehatan yang gugur sebagai pejuang COVID-19, perlu mendapat perhatian khusus pemerintah dalam bentuk kompensasi dan penghargaan bagi keluarga yang ditinggalkan.

 

“Saya pikir perlu kita memberi perhatian khusus pada 1.031 tenaga kesehatan kita yang telah gugur tersebut, minimal meringankan bagi keluarga yang ditinggalkan, baik dalam bentuk kompensasi atau penghargaan lainnya, ” imbuhnya.

 

Selanjutnya SAH yang dikenal dengan kepeduliannya dalam penanganan COVID-19 mendukung rekomendasi PERSI kepada pemerintah pusat. Dimana rekomendasi tersebut, Pertama, mendesak agar pemerintah pusat dan daerah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sesuai dengan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan dan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 tentang PSBB dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).

 

Kedua, Persi meminta agar pemerintah pusat menyelamatkan fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes). Mereka mendesak agar pemenuhan sumber daya baik tenaga kesehatan, logistik, dan biaya operasional dijamin pemerintah.

 

Persi juga meminta agar pemerintah mempermudah proses klaim pembayaran RS, sebab selama ini rantai untuk penagihan klaim itu tidak mudah dikarenakan tidak semua RS memiliki kemampuan IT yang baik, sehingga membuat proses klaim jadi lama.

 

Ketiga, Persi mendesak agar pemerintah pusat menyelamatkan nyawa tenaga kesehatan. Sebab, SDM saat ini berkurang lantaran banyak yang terpapar COVID-19 meski sudah mendapat dua dosis lengkap vaksin COVID-19. Selain itu, melonjaknya pasien membuat jam kerja bertambah sehingga menyebabkan kelelahan. Persi lantas meminta agar pemerintah memberikan dukungan psikologis dan memberikan mereka insentif yang memadai dan tepat waktu.

 

Keempat, pemerintah pusat diminta dengan serius meningkatkan kapasitas tes dan telusur atau memperbaiki usaha di hulu. Dan terakhir, Kelima, Persi meminta pemerintah terus menggenjot upaya pemberian vaksin COVID-19 kepada warga sasaran.

 

Karena menurutnya, kelima rekomendasi tersebut merupakan hal yang strategis untuk Indonesia mampu keluar dari Pandemi yang berlarut seperti saat ini. Kita harus mampu mengatasi masalah ini sebagai bentuk penghargaan bagi tenaga kesehatan yang telah gugur, mari jangan sia-siakan pengorbanan mereka, pungkasnya.

Facebook
Twitter
WhatsApp